Data Statistik Penderita DBD
Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Terhitung sejak tahun 2004 hingga tahun 2010, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi kedua setelah Brazil.Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Di Indonesia Demam Berdarah pertama kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia (Angka Kematian (AK) : 41,3 %). Dan sejak saat itu, penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia.
Menurut catatan Kementerian Kesehatan RI, jumlah penderita DBD di Indonesia pada bulan Januari-Februari tahun 2016 sebanyak 8.487 orang penderita DBD dengan jumlah kematian 108 orang. Golongan terbanyak yang mengalami DBD di Indonesia pada usia 5-14 tahun mencapai 43,44% dan usia 15-44 tahun mencapai 33,25%.
Gejala Terinfeksi DBD
Gejala yang dapat timbul jika terinfeksi dengue antara lain:1. Demam tinggi 39-40d C
2. Terdapat bintik merah di kulit yang tidak hilang ketika ditekan, ditarik dan diregangkan
3. Terjadi perdarahan pada hidung / mimisan
4. Nyeri otot dan sendi
5. Muntah dan tidak enak badan
Pertolongan Pertama Penderita DBD
Pertolongan pertama yang dapat dilakukan pada penderita DBD adalah1. Memberikan minum air putih sebanyak mungkin
2. Kompres dengan air hangat agar panasnya turun
3. Memberikan obat penurun panas
4. Jika dalam waktu 3 hari demam tidak turun atau malah naik, segera bawa ke Puskesmas atau Rumah Sakit
Cara Pencegahan DBD
Masyarakat perlu mewaspadai dan mengantisipasi serangan penyakit DBD dengan menjaga kebersihan lingkungan di dalam rumah maupun di luar rumah, antara lain melalui peningkatan Gerakan Jumat Bersih untuk membrantas sarang dan jentik-jentik nyamuk.
Saat ini, pencegahan DBD yang paling efektif dan efisien adalah kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus, yaitu:
1) Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es, dan lain-lain;
2) Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan sebagainya; dan
3) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.
Adapun yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan, seperti:
1) Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan;
2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk;
3) Menggunakan kelambu saat tidur;
4) Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk;
5) Menanam tanaman pengusir nyamuk;
6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah;
7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.
Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Banyumas, DBD pada tahun ini diperkirakan puncaknya akan jatuh pada bulan April 2017. Dihimbau kepada seluruh lapisan masyarakat untuk waspada dan menerapkan PSN serta 3M Plus
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan, waspadalah.....!!! waspadalah....!!!
Sumber:
- Buletin Jendela Epidemiologi
- Depkes RI
- Leaflet Promkes Puskesmas I Ajibarang
- Surat DKK Banyumas Perihal Kewaspadaan Dini Peningkatan Kasus DBD
- Wikipedia Indonesia
- WHO
0 comments:
Post a Comment